Belajar tak ubahnya seperti makan, dan ilmu adalah makanannya. Tentu tidak semua makanan dapat ditampung oleh perut, sebagaimana tidak semua ilmu dapat secara mudah masuk ke dalam pemahaman kita. Oleh karena itu dalam pendidikan ilmu pengetahuan, kita dianjurkan untuk senantiasa memilah hal yang sederhana sampai yang paling rumit. Dalam proses belajar, buku dan pembahasannya yang berat jika tidak disesuaikan dengan kapasitas pemikiran pengetahuan sang pelajar, seperti mengunyah makanan yang kasar dan berat, tentu akan akan muntah.

Kesimpulan diatas merupakan penilaian dari panitia kajian Filsafat Islam, “Seloka” terhadap buku “Dar Amadi Bar Amouzeshe Falsafe” (Pengantar Memahami Daras Filsafat Islam) karya Prof. Mohsen Gharavian.

Buku ini dikaji dalam salah satu acara bedah buku diselenggarakan oleh Seloka, pada Jumat (20/4) pukul 14.00 wib, di Auditorium Al-Mustofa, ICAS (Islamic College for Advanced Studies/IC)-Jakarta. Tampil sebagai pembicara Musa Kazhim dan Muhammad Nur, keduanya dosen ICAS-Jakarta.

Menurut Musa, buku karya Prof. Mohsen Gharavian (Penjelasan  untuk Mendekati Analisis Teori Filsafat Islam) adalah salah satu buku pengantar memahami filsafat  dengan mudah dan sederhana.

“Kelebihan buku itu mendekatkan pembaca kepada konsep-konsep filsafat secara mudah, bahasanya ditulis dengan enteng dan sederhana, berbeda dengan karya filsafat lain yang biasanya  membahas tentang isu sentral filsafat semisal wujud dengan bahasa yang berat,” kata dosen yang juga penulis prolifik itu.

“Buku ini menghindari istilah-istilah filsafat yang berat,” tegasnya. Seraya membandingkan dengan teks Barat, Musa memandang filsafat Barat membahas teologi dan ontologi melalui pintu masuk epistemologi, demikian halnya dengan buku Taqi Misbah Yazdi dan Mohsen Gharavian. Meski demikin, tutur Musa, kedua penulisan menganggap pembaca masih pemula dan kedua penulis sengaja menghindari rujukan(catatan kaki) yang berat untuk memudahkan pembaca.

Musa memberikan tip-tip membaca buku filsafat dengan mudah kepada para mahasiswa, pastikan setelah membaca merangkum isi tema-tema pokok lalu presentasikan di depan kelas, gunakan bahasa kita sendiri, tulis apa yang sudah kita pahami jangan menulis apa yang belum kita pahami, tulis rujukan dengan jelas.

Sementara itu, M. Nur mengatakan, banyak buku pengantar memahami Filsafat seperti karya Taqi Misbah Yazdi dan Muthahari.  “Buku Daras Filsafat Islam” karya Taqi Misbah dijadikan buku wajib di seluruh hauzah maupun kampus di Iran untuk mahasiswa S1 dalam pengajaran filsafat. Menurut M.Nur ada kecenderungan tema-tema filsafat praktis lebih mendapatkan apresiasi dalam kontek kekinian, juga apresiasi terhadap kajian filsafat lebih berorientasi ke Barat.

Tema dasar semisal ontologi, epistemologi kurang mendapat perhatian, penyebabnya kemungkinan pembahasanya rigid dan berat. Dalam kontek ini, ungkap Nur, kelebihan buku Gharavian adalah setidaknya menjadi pengantar masuk dalam tema-tema filsafat dengan bahasa yang mudah, isi buku ini cukup berbobot karena membahas tema epistemologi dan ontologi dan juga memuat tamsil yang banyak. (IRIB Indonesia/Muhammad Ma’ruf)